Seperti kebanyakan orng Indonesia lainnya, gw termasuk orng yg ga begitu suka membaca alias lebih mudah mencerna sesuatu dari menonton daripada sibuk mengartikan tulisan yang bisa bikin ngantuk berat apalagi buku2 kuliah dulu yang tebelnya kaya bantal itu..mungkin itu juga yg bikin gw  lulus kuliah dengan predikat pas-pasan 😛 . Meskipun ga getol ngebaca, ada beberapa judul novel yg lumayan ditunggu bukunya salah satunya akhir dari Tetralogi Laskar Pelangi yang judulnya ‘Maryamah Karpov’ . Menurut gw sih buku ini bakalan keren, menjawab semua teka-teki cinta yang berhasil diciptain Andrea Hirata dari ketiga buku sebelumnya.

Dari ketiga buku awal Tetralogi Laskar Pelangi, memang sosok wanita bernama A Ling ini yg bikin gw penasaran dan mungkin juga pembaca lain tetralogi ini. Gimana ga bikin penasaran, si A Ling yg digambarkan mirip Michelle Yeoh ini begitu penuh misteri dari sisi keberadaannya ditambah pula dengan imaginasi Edensor yg bikin orang bertanya2, sebenarnya mau apa sih si Andrea ini bercerita atau apakah ini benar2 kisah nyatanya dia. Klo gw pribadi sih pengennya si A Ling itu ketemu ama Ikal, abis itu terserah mau gimana si Andrea bercerita yg penting misteri keberadaan sosok A Ling ini terpecahkan dulu gitu loh maklum baca Tetralogi ini gw jdi naksir berat sama sosok A Ling meskipun sebenarnya sosok ini ga begitu sering disinggung n baru keluar agak intens di buku ketiga ‘Edensor’, tpi ya berhubung kadung cinta apa boleh buat 😛 ..karena sejak kapan cinta mengenal logika??

Waktu dipinjemin buku pertama dari Tetralogi ini ‘Laskar Pelangi’ (thanks to Ms. Juragan Jengkol), sebenarnya gw agak ngeremehin bakal tertarik soalnya awal ceritanya memang ngebosenin, kesannya terlalu bertele-tele n banyak penggambaran detail alam yg sebenarnya sih menarik cuma segala sesuatu klo over kan malah ngebikin hambar. But semenjak penceritaan ke sosok Lintang yg jago science n Mahar yg seorang seniman kelas tinggi ditambah penyisipan sosok A Ling yg merupakan cinta pertama si Ikal yg kesannya tepat bgt timingnya bikin novel ini benar2 hidup. Cuma gw kasian bgt sama nasib si Lintang, klo ada orang dgn kemampuan science sedahsyat itu dan ternyata ga ada satu orngpun di negeri ini yg mau sedikit membantu dari sisi finansial untuk sekolah lgi, negeri ini benar2 telah mencampakkan pemberian hebat dari YME. Pantas saja kekayaan alam yg begitu tumpah ruah seakan tidak berarti dan negara ini tetap berpredikat sebagai negara dunia ketiga.

Buku Kedua dari Tetralogi ‘Sang Pemimpi’ menginspirasikan untuk lebih baik kita bekerja daripada kebanyakan omong doang. Etos kerja keras dan tak pernah menyerah benar2 tersirat jelas disini, gw salut sama penggambaran tokoh Arai, Ikal dan Jimbron, mereka benar2 anak2 langit yang tangguh n punya mimpi tinggi. Meskipun dari golongan kelas bawah yg harus bekerja keras dari dinihari untuk sesuap nasi dan modal menuntut ilmu, mereka bercita-cita untuk meretas pendidikan sampai Sorbonne , france dan berniat menjelajah Eropa dan Afrika yang bahkan untuk bermimpi pun gw ga sanggup apalagi bercita2 seperti itu. Bisa kebayang bahwa mereka ini benar2 orang yg dahsyat dari segala sisi, dan benar saja bahwa tekad, keberanian dan keyakinan yang disertai doa bakal mendapat jawaban dari YME. Benar saja Ikal n Arai akhirnya bisa mencapai cita2 mereka ke Sorbonne, france yg dibuku ketiga Tetralogi ‘Edensor’ diceritakan secara menarik bagaimana pengalaman mereka berhadapan dengan berbagai etnis yg beraneka ragam. Disini gw benar2 enjoy dengan ceritanya dari awal sampai akhir karena bisa mengenal berbagai budaya yg gw bilang sih sangat spesial, wow sejauh ini buku ketiga ini yg bikin gw cinta mati sama Tetralogi-nya Andrea Hirata. Sampai akhir cerita dimana desa ‘khayalan’ Edensor itu bukan hanya khayalan bikin gw benar2 tergetar ngebacanya, gw ga bisa ngomong apa2 lgi pas si Ikal turun dari bis n nanya mengenai desa yg mirip dgn buku khayalannya si A Ling ada dihadapannya dan di jawab dengan “yeah, it’s Edensor”.

Yang jdi misteri di buku terakhir Tetralogi ini apakah si Ikal akan bertemu A Ling di Edensor ?? dan  apakah yang diistilahkan ‘Maryamah Karpov’ itu A Ling ?? atau…atau…

-can’t wait for maryamah karpov-